Merujuk pada Firman Allah SWT. :
Artinya : “Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al-Munafiqun (63): 11].
Sayangnya, selama di dunia banyak yang enggan bersedekah. Mereka terlalu sayang dengan harta walaupun mereka yakin bahwa harta tersebut tak akan dibawa mati. Ketika maut menjelang, harta berpindah tangan kepada orang lain. Ia baru akan merasakan, betapa meruginya selama di dunia menjadi orang yang bakhil.
Padahal di dalam Al-Qur’an Allah SWT. berfirman :
Artinya : “Pada suatu ketika ada seekor anjing mengelilingi sebuah sumur. Anjing itu hampir mati kehausan. Tiba-tiba dia terlihat oleh seorang wanita pelacur dari bangsa Israil. Maka dia (pelacur) membuka kasutnya. Kemudian dia mencedok air dengan kasutnya, lalu anjing itu diberi minum. Karena hal itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengampuni dosa-dosa wanita itu.”[Sahih Bukhari, No. 3208, Sahih Muslim, No. 4163, Musnad Ahmad, No. 10178]
Sedemikian hebatnya sedekah, bahkan sedekah ringan memberi minum binatang sejenis anjing pun diperhitungkan oleh Allah SWT.
Apalagi, sedekah dari orang-orang yang sholih dan rajin shalat, dan sedekahnya pun lebih bermanfaat untuk fakir miskin dan kaum dhuafa, menyantuni anak yatim, serta membangun tempat ibadah dan lembaga pendidikan. Tentu, hal ini lebih dahsyat lagi menolong sahibnya di akhirat kelak.
Semoga kita sebagai ummat muslim pada umumnya dan sahabat “Yayasan Mi’raj Mulia” selalu dapat bebuat kebaikan dimuka bumi ini sebagai bekal kelak di hari dimana semua diperhitungkan.
Wallahu A’lam Bish Showab…
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Piatu
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Artinya : “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya [1].
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang menyantuni anak yatim, sehingga imam Bukhari mencantumkan hadits ini dalam bab: keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan mengasuh anak yatim, yang ini sering terjadi dalam kasus “anak angkat”, karena ketidakpahaman sebagian dari kaum muslimin terhadap hukum-hukum dalam syariat Islam, di antaranya:
“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak (kandung) mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu” (QS al-Ahzaab: 5).
Pahala Mengasuh Anak Yatim Piatu
Berbahagialah orang-orang yang di rumahnya terdapat anak yatim karena Rasulullah memberikan jaminan pertama, memiliki pahala yang setaraf dengan jihad. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (H.R. Ibnu Majah).
Kedua, mendapat perlindungan di hari kiamat. Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Swt. tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” (H.R. Thabrani).
Ketiga, masuk surga dengan mudah. Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni.” (H.R. Tirmidzi)