Idul Adha 1444 H di Yayasan Miraj Mulia

Idul Adha adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim, yang bersedia untuk mengorbankan putranya untuk Allah, kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba.

Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan shalat Ied bersama-sama di tanah lapang atau di masjid, seperti ketika merayakan Idul Fitri.

Idul Adha dilaksanakan setiap tanggal 10 bulan Dzulhijjah, pada tahun ini 10 Dzulhijjah jatuh di tanggal 29 Juni 2023.

Kurban atau Qurban berarti dekat atau mendekatkan atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan.

Sedangkan ritual kurban adalah salah satu ritual ibadah umat Islam. Ritual berupa penyembelihan binatang ternak untuk dipersembahkan kepada Allah.

Ritual kurban dilakukan pada bulan Dzulhijjah pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10 (hari nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik) bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.

Idul Adha adalah salah satu momen penting dalam agama Islam yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Pada hari tersebut, umat Muslim merayakan pengorbanan Nabi Ibrahim dan mengambil banyak hikmah dari peristiwa tersebut. Idul Adha tidak hanya berarti berkurban dan berbagi daging, tetapi juga memiliki makna yang dalam untuk memperkuat rasa syukur dan rasa tanggung jawab sebagai umat Muslim.

Pertama-tama, Idul Adha mengajarkan kita untuk menguatkan rasa syukur kepada Allah. Dalam kisah Nabi Ibrahim, Allah menguji kesetiaannya dengan perintah untuk menyembelih putranya, Ismail. Meskipun sulit, Nabi Ibrahim tetap berserah diri dan patuh kepada kehendak Allah. Namun, Allah menggantikan putra Nabi Ibrahim dengan seekor domba yang disembelih sebagai pengorbanan. Hikmah yang bisa kita ambil dari sini adalah bahwa kita harus selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Meskipun terkadang kita mengorbankan sesuatu yang kita cintai atau menghadapi ujian dalam hidup, Allah akan memberikan penggantinya yang lebih baik. Idul Adha mengajarkan kita untuk mengingat dan menghargai nikmat-nikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun Manfaat dari Qurban itu sendiri ialah

Mendekatkan diri kepada Allah S.W.T

Meninjau dari arti kata qurban yang berasal dari Bahasa Arab “Qariba” yang bermakna dekat atau mendekatkan. Berqurban mampu mendekatkan kita kepada Allah karena telah melaksanakan salah satu perintahnya.

Sebagai ungkapan syukur

Memiliki rezeki yang berlebih adalah sebuah kebahagiaan yang mungkin belum dapat dirasakan oleh semua orang. Akan tetapi di dalam Islam, rezeki yang diturunkan oleh Allah S.W.T kepada manusia adalah sebuah titipan yang harus dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan. Karena di dalam rezeki yang kita terima terdapat hak-hak saudara yang kurang mampu. Islam mengajarkan umatnya untuk saling berbagi dan saling membantu saudara lainnya yang sedang kesusahan. Maka, menjalankan perintah berqurban untuk membagikan rezeki yang dimilikinya dan membantu saudara umat muslim lain yang sedang kelaparan adalah hal yang baik untuk dilakukan. Kegiatan berqurban pun juga dapat dimaknai sebagai ungkapan syukur karena Allah S.W.T telah memberikan rezeki yang melimpah untuk kita sehingga dapat menunaikan qurban dan membantu sesama.

Mensucikan diri dan harta benda

Dengan melaksanakan qurban ternyata juga mampu mensucikan diri dan harta benda yang kita miliki dari hal-hal negatif. Allah S.W.T tak menyukai sifat manusia yang kikir dan pelit. Maka dari itu, dengan melakukan qurban yang memiliki artian membagi-bagikan rezeki dalam bentuk daging hewan ternak. Kita dapat terhindar dari murka Allah S.W.T dan mendapatkan ridho-Nya atas segala sesuatu.

Penebus dosa

Berqurban juga dapat dimaknai sebagai salah satu kegiatan untuk menebus dosa yang kita punya. Hal ini seperti yang disebutkan di dalam salah satu hadist shahih yang berbunyi sebagai berikut: “Hai Fatimah, berdirilah di sisi kurbanmu dan saksikan lah ia, sesungguhnya tetesan darahnya yang pertama itu adalah pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu”. (HR. Al Bazaar dan Ibnu Hibban).

Proses Packing Daging

Memberdayakan usaha ternak

lokal Dengan membeli hewan qurban seperti kambing, domba dan sapi pada pedagang ternak di sekitarmu juga merupakan salah satu bentuk kebaikan dalam mengentaskan masalah perekonomian. Para peternak lokal akan merasa terbantu saat kamu membeli dagangan berupa aneka hewan ternak yang dibutuhkan saat hari raya Idul Adha nanti.

Qurban juga merupakan Kisah Nabi Ibrahim sebagai bentuk contoh nyata tentang kesediaan untuk mengorbankan sesuatu yang kita cintai atau menyisihkan keinginan pribadi demi ketaatan kepada Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita juga dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengorbanan. Mungkin itu adalah waktu, uang, atau kesempatan untuk membantu orang lain atau memenuhi kewajiban agama. Idul Adha mengingatkan kita tentang pentingnya sikap rela berkorban dan memprioritaskan kehendak Allah dalam segala hal yang kita lakukan. Dengan mengorbankan sesuatu yang kita cintai atau menyisihkan keinginan pribadi, kita dapat menguatkan ikatan spiritual kita dengan Allah dan memperkokoh rasa tanggung jawab kita sebagai umat Muslim.

Idul Adha mengandung banyak hikmah yang dapat memperkuat rasa syukur dan rasa tanggung jawab sebagai umat Muslim. Dalam merayakan Idul Adha, kita diingatkan untuk bersyukur atas nikmat-nikmat Allah, memperkuat rasa tanggung jawab sosial, dan menjalankan pengorbanan demi ketaatan kepada Allah. Semoga Idul Adha membawa kebahagiaan dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai agama kita sebagai umat Muslim. Selamat merayakan Idul Adha!

Peringatan Isra Miraj 1444 H

Isra Mi’raj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan Shalat lima waktu sehari semalam.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.

Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.

Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan Shalat lima waktu.

Sebagai Peringatan atas peristiwa penting ini, Lembaga Kesejahteraan Sosial Miraj Mulia Mengadakan sebuah acara Isra Miraj ditengah tengah masyarakat untuk membantu sekitar sekaligus mengingatkan Kembali tentang betapa pentingnya peristiwa ini dalam sejarah Islam, dengan Mengutip ayat Al Quran Surat An nisa : 9, yang artinya “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”

Oleh karena itu, Miraj Mulia Mengambil sebuah tema dengan judul “ Dengan Meneladani Sifat Rasulullah SAW kita wujudkan generasi yang Berakhlaqul Karimah dan taat beribadah kepada Allah SWT” Dan dengan Terselenggarakannya acara Isra Miraj ini, Kami berharap dapat menjadi motivasi bagi generasi Muda agar tumbuh menjadi generasi yang kuat, sehat, kreatif, berakhlakul Karimah serta selalu taat beribadah kepada Allah SWT.

Foto bersama pengurus Yayasan dengan aparat lingkungan Harapan Jaya
Sambutan Lurah Harapan Jaya Bapak Raden Ika Sudarmika, S.E
Sambutan BABINSA Harapan Jaya Bapak Sertu Sunardi
Sambutan Pengawas Yayasan Miraj Mulia Adv. Samidi, SH.MH
Penampilan nari dari Adik adik Yatama Binaan
Tausyah Isra Miraj Oleh Ust H.Saihudin Qopal
Keistimewaan Bulan Rajab

Keistimewaan Bulan Rajab

Sholat Berjamaah dengan Adik adik binaan di Yayasan Miraj Mulia

Bulan Rajab diyakini sebagai bulan yang sakral dan penuh keistimewaan. Rajab adalah satu dari 4 bulan haram yang dimuliakan Allah SWT.
Pada bulan Rajab dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan baik. Bulan Rajab yang mendekati bulan Ramadan juga menjadi bulan untuk mempersiapkan bulan suci Ramadan. Selain penuh keberkahan, bulan Rajab juga dikenal sebagai bulan terjadinya peristiwa penting dalam Islam. Di bulan ini, Rasulullah untuk pertama kalinya mendapat perintah untuk menegakkan salat 5 waktu. Lalu pada kesempatan ini, insyaallah akan sedikit kami kupas mengenai kemuliaan dan keistimewaan bulan Rajab.

AMALAN SUNAH DIBULAN RAJAB
Bulan Rajab bisa menjadi momen terbaik untuk mempersiapkan diri kita dalam menyambut bulan Ramadhan, karena hanya berjarak sekitar dua bulan sebelum Ramadhan. Namun, tidak terdapat riwayat shahih yang bisa dijadikan dasar tentang keutamaan bulan Rajab, baik puasa sebulan penuh atau puasa di tanggal tertentu di bulan Rajab maupun melaksanakan shalat tahajud di malam-malam tertentu. Mayoritas ulama menjelaskan bahwa hadits yang menyebutkan amalan di bulan Rajab adalah hadits bathil dan tertolak (Imam Abu Ismail Al Harawi dalam Tabyinul Ujub bimaa warada fii Fadli Rajab).
Imam Ibnu Rajab menegaskan bahwa tidak ada satupun hadits shahih dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus. Hanya terdapat riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan: “Di surga terdapat istana untuk orang yang rajin berpuasa di bulan Rajab.” Namun perlu kita ingat, riwayat bukanlah suatu hadits. Imam Al Baihaqi mengomentari keterangan Abu Qilabah: “Abu Qilabah termasuk Tabi’in senior, beliau tidak menyampaikan riwayat itu selain hanya kabar tanpa sanad.” (Lathaiful Ma’arif, hal. 213)
Terkait masalah shalat tertentu di bulan Rajab, Imam Ibnu Rajab mengatakan: “Tidak terdapat dalil yang shahih, yang menyebutkan adanya anjuran shalat tertentu di bulan Rajab. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat Raghaib di malam Jum’at pertama bulan Rajab adalah hadis dusta, bathil, dan tidak shahih. Shalat Raghaib adalah bid’ah menurut mayoritas ulama.” (Lathaiful Ma’arif, hal. 213). Lantas apa saja amalan yang bisa diamalkan di bulan-bulan haram seperti bulan Rajab? Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita terkait dengan amalan yang dilakukan di bulan Rajab.

  1. BALASAN BERLIPAT UNTUK AMAL SALEH DAN DOA
    Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa Allah menjadikan mereka bulan-bulan yang suci dan kesuciannya begitu diagungkan, dan menjadikan dosa di dalamnya juga besar, sebagaimana pula Dia menjadikan amal saleh dan balasannya lebih besar[1]. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat di atas, pada bulan haram, umat Islam dilarang menganiaya diri sendiri. Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang atau melakukan maksiat pada bulan itu karena dosanya lebih besar. Termasuk menganiaya diri adalah melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.

  1. PUASA SUNNAH BULAN RAJAB
    Jika seseorang melaksanakan puasa di bulan Rajab dengan niat puasa sunnah di bulan-bulan haram maka ini dibolehkan, bahkan dianjurkan. Diriwayatkan bahwa beberapa ulama salaf berpuasa di semua bulan haram, di antaranya adalah Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Subai’i.

Mengingat sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, Al Baihaqi dan yang lainnya, bahwa suatu ketika datang seseorang dari suku Al Bahili menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia meminta diajari berpuasa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan: “Puasalah sehari tiap bulan.” Orang ini mengatakan: “Saya masih kuat, tambahkanlah!” “Dua hari setiap bulan”. Orang ini mengatakan: “Saya masih kuat, tambahkanlah!” “Tiga hari setiap bulan.” orang ini tetap meminta untuk ditambahi. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah di bulan haram dan berbukalah (setelah selesai bulan haram).”

  1. MENGKHUSUSKAN UMRAH DI BULAN RAJAB
    Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar pernah mengatakan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan umrah di bulan Rajab. Kemudian ucapan beliau ini diingkari Aisyah dan beliau diam saja. (HR. Al Bukhari & Muslim).

Umar bin Khatab dan beberapa sahabat lainnya menganjurkan umrah di bulan Rajab. Ibnu Sirin menyatakan bahwa para sahabat melakukan umrah di bulan Rajab karena rangkaian haji dan umrah yang paling bagus adalah melaksanakan haji dalam satu perjalanan sendiri dan melaksanakan umrah dalam satu perjalanan yang lain, selain di bulan haji. (Al Bida’ Al Hauliyah, hal 119)

Dari penjelasan Ibnu Rajab menunjukkan bahwa melakukan umrah di bulan Rajab hukumnya dianjurkan. Beliau berdalil dengan anjuran Umar bin Khatab untuk melakukan umrah di bulan Rajab dan dipraktikkan oleh A’isyah dan Ibnu Umar. Diriwayatkan Al Baihaqi, dari Sa’id bin Al Musayib, bahwa A’isyah Radhiallahu ‘anha melakukan umrah di akhir bulan Dzulhijjah, berangkat dari Juhfah, beliau berumrah bulan Rajab berangkat dari Madinah, dan beliau memulai Madinah, namun beliau mulai mengikrarkan ihramnya dari Dzul Hulaifah. (HR. Al Baihaqi dengan sanad hasan)

Namun, ada sebagian ulama yang menganggap umrah di bulan Rajab tidak dianjurkan karena tidak ada dalil khusus terkait umrah bulan Rajab. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh mengatakan, bahwa para ulama mengingkari sikap mengkhususkan bulan Rajab untuk memperbanyak melaksanakan umrah. (Majmu’ Fatawa Syaikh Muhammad bin Ibrahim, 6/131)

  1. BULAN TERCURAH BANYAK RAHMAT
    Rajab juga dikenal sebagai ‘Rajab al-Asabb’ atau ‘Rajab yang Melimpah’. Ini karena Allah mencurahkan banyak berkah dan nikmat-Nya di bulan ini, serta rahmat-Nya yang melimpah. Rajab juga dikenal sebagai Bulan Tawbah (pertobatan) dan Bulan Istighfar (memohon ampun).
  2. BULAN MEMOHON AMPUN
    Para ulama mengatakan bahwa Rajab adalah bulan untuk memohon ampun, Sya’ban adalah bulan untuk mendoakan Nabi Muhammad SAW, dan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Di bulan Rajab, Allah membebaskan manusia dari neraka setiap jamnya. Rajab adalah bulan yang sangat baik untuk bertobat. Sebesar apapun dosa yang dilakukan jika bertaubat dengan ikhlas, maka insya Allah tobat akan diterima.

Demikian pembahasan mengenai amalan di bulan Rajab dan beberapa amalan yang tidak dianjurkan dilakukan di bulan Rajab. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan menuntun kita ke jalan kebenaran agar tidak keliru dalam melaksanakan amalan kebaikan

Bimbel Siang di Yayasan Miraj Mulia
Tahfidz bersama di Yayasan Miraj Mulia
Peringatan Isra’ Mi’raj 1442 H

Peringatan Isra’ Mi’raj 1442 H

Alhamdulillah, puji syukur  kepada Allah SWT yang telah memberi ni’mat sehat, ni’mat iman, dan ni’mat rizqi yang barokah.

Sholawat dan salam senantiasa kami haturkan kepada nabi kita Muhammad SAW, sebagai Nabi Pilihan dan Nabi akhir zaman.

Terima kasih kami ucapkan kepada;

  • Para Donatur yayasan yang telah memberikan dukungan dalam bentuk moril maupun material, semoga amal ibadanya diterima oleh Allah SWT dan diberi balasan yang lebih baik.
  • Aparatur setempat baik unsur sipil maupun militer yang selalu mendukung program kegiatan kami.
  • Panitia dan pengurus Yayasan Mi’raj Mulia yang telah bekerja dengan giat untuk persiapan, serta pelaksanaan hingga akhir dengan lancar dan amanah.
  • Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW ini diselenggarakan pada hari Ahad, tanggal 21 Maret 2021. yang dilaksanakan dalam bentuk penyerahan paket santunan dan sembako kepada yatim dhuafa binaan.

Peringatan Isra' Mi'raj 1442 H

Tujuan peringatan Isra’Mi’raj ini adalah sebagai salah satu moment kita untuk bermuhasabah, memperkuat kembali aqidah dan keyakinan akan perintah Sholat agar diajarkan kepada umat Islam sejak dini terutama kepada adik-adik yatim dhuafa.

Perintah Sholat adalah satu-satunya kewajiban bagi umat islam yang perintahnya langsung dari Allah SWT. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya kedudukan ibadah sholat.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ: قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ عَزَّ وَجَلَّ : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ. ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا”

<رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ>

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah?’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.”<HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits itu hasan>

[HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih]

Semoga dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW kita dapat menanamkan kedisiplinan dalam menunaikan sholat lima waktu kepada generasi kita terutama adik-adik yatim dan dhuafa serta seluruh civitas yayasan, Aamiin.

Dokumentasi Kegiatan;

Peringatan Isra' Mi'raj 1442 H

Peringatan Isra Miraj 1442 H

Peringatan Isra Miraj 1442 H

Peringatan Isra Miraj 1442 H

Peringatan Isra Miraj 1442 H

Peringatan Isra Miraj 1442 H